Juventus Bertemu Donald Trump di Gedung Putih, Politik vs Sepak Bola?
Washington D.C., 20 Juni 2025 — Tim sepak bola raksasa Italia, Juventus, mengadakan kunjungan ke Gedung Putih dalam rangka menyambut partisipasi mereka di ajang FIFA Club World Cup 2025. Kunjungan yang awalnya dijadwalkan sebagai seremoni olahraga dan penghormatan simbolik mendadak berubah menjadi momen kontroversial ketika mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membawa diskusi ke ranah politik, sosial, dan isu global.
Kunjungan yang Diwarnai Ketegangan
Dalam pertemuan tersebut, Trump menyambut seluruh skuad Juventus, termasuk beberapa pemain asal Amerika Serikat seperti Timothy Weah dan Weston McKennie. Namun, suasana formal itu berubah menjadi canggung ketika Trump mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan bernuansa politik.
Salah satu momen paling mengejutkan terjadi ketika Trump bertanya:
“Could a woman make your team?”
Pertanyaan itu sontak membuat ruangan terdiam. Beberapa pemain tampak bingung, sebelum akhirnya pelatih Juventus merespons dengan diplomasi bahwa klub telah memiliki tim wanita profesional, yaitu Juventus Women.
Isu Iran & Kebijakan Global Muncul
Tak berhenti di sana, Trump juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap program nuklir Iran dan menyebut negara tersebut sebagai “ancaman utama terhadap keamanan global”, seraya mengaitkannya dengan sepak bola dan kebebasan berekspresi.
Pernyataan itu menimbulkan ketegangan ringan, terutama karena banyak pemain Juventus berasal dari berbagai latar belakang dan budaya. Bahkan, Gianni Infantino (Presiden FIFA) yang turut hadir dalam sesi tersebut memilih untuk tidak memberi komentar lebih jauh.
Reaksi dari Para Pemain
Beberapa pemain Juventus mengungkapkan keterkejutannya atas pernyataan-pernyataan Trump.
Timothy Weah, penyerang asal AS, mengatakan dalam wawancara setelah acara:
“Saya hanya ingin bermain sepak bola. Itu situasi yang aneh, jujur saja.”
Sementara Weston McKennie, yang dikenal vokal dalam isu sosial, memilih untuk diam saat acara, namun terlihat kurang nyaman selama sesi foto bersama.
Diplomasi atau Panggung Politik?
Kunjungan tim olahraga ke gedung pemerintahan bukan hal baru. Namun kali ini, batas antara penghargaan simbolik dan agenda politik tampak kabur. Banyak pengamat menyebut bahwa Trump menggunakan kesempatan tersebut untuk mengangkat isu yang sedang hangat di AS menjelang kampanye politik 2026.
Sebagian fans Juventus juga menyuarakan keberatan di media sosial, menyatakan bahwa olahraga harus “bebas dari intervensi politik”, sementara yang lain menganggap momen itu sebagai cermin bagaimana sepak bola kini menjadi bagian dari wacana global.
Kesimpulan
Pertemuan antara Juventus dan Donald Trump di Gedung Putih seharusnya menjadi selebrasi menjelang ajang FIFA Club World Cup 2025. Namun, pergeseran fokus dari sepak bola ke isu transgender, Iran, dan kebijakan luar negeri menjadikan momen tersebut viral dan kontroversial.
Hal ini menegaskan bahwa dalam era modern, sepak bola tidak bisa sepenuhnya lepas dari dunia politik, terutama ketika panggung internasional ikut terlibat. Bagi Juventus, satu pelajaran penting mungkin tercatat: kadang, bola tidak selalu bergulir di atas rumput.